Komitmen Program Studi
Sosiologi Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik Universitas Mataram
dalam mengkaji “masyarakat pesisir dan kepulauan” mendorong mahasiswa
untuk turun langsung ke lapangan, memahami realitas sosial, serta berkontribusi
dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. Salah satu wujud nyata dari
komitmen ini adalah pelaksanaan Praktik Kuliah Lapangan (PKL) di Dinas Kelautan
dan Perikanan (DKP) Provinsi NTB yang berlangsung dari 13 Januari hingga 22
Februari 2024.
PKL ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk
mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di kelas ke dalam praktik nyata.
Mahasiswa tidak hanya melakukan observasi, tetapi juga berinteraksi langsung
dengan pelaku industri perikanan serta mengkaji berbagai tantangan yang
dihadapi masyarakat pesisir dalam keberlanjutan sektor perikanan. Dengan
pendekatan sosiologis, mahasiswa berusaha memahami bagaimana kebijakan dan
dinamika sosial berperan dalam pengelolaan sumber daya laut di NTB.
Dalam prosesnya, Mahasiswa
Sosiologi dibagi
ke dalam tiga kelompok yang ditempatkan di Bidang Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perikanan (P2HP), Bidang Perikanan Budidaya, serta Bidang Pengawasan dan
Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (P2SDP3K).
Di Bidang P2HP, mahasiswa
mendalami produksi hasil perikanan dengan terjun langsung ke UKM Pemindang Ikan
di Ampenan, tepatnya di Pondok Perasi. Dengan pendampingan dari penyuluh Dinas
Perikanan Kota Mataram, mereka menggali informasi tentang strategi bertahan UKM
pemindangan di tengah perubahan iklim, yang mempengaruhi pola melaut nelayan
dan ketersediaan bahan baku ikan. Tidak hanya itu, mahasiswa juga mengamati
pola konsumsi masyarakat terhadap ikan pindang serta strategi pemasaran yang
diterapkan oleh para pelaku usaha agar tetap bertahan di tengah persaingan
pasar.
Di Bidang Perikanan Budidaya,
mahasiswa melakukan kunjungan ke Balai Benih Ikan (BBI) Batu Kumbung di Lingsar
dan Budidaya Udang Vaname di Akar-Akar Utara. Fokus mereka adalah memahami
peran kelompok masyarakat dalam meningkatkan produktivitas perikanan budidaya,
serta bagaimana masyarakat lokal dapat lebih diberdayakan dalam rantai nilai
industri ini.
Di Bidang P2SDP3K, mahasiswa mengamati fenomena abrasi
yang terjadi di sepanjang garis Pantai Mapak hingga Pantai Ampenan, serta
melakukan kunjungan ke tambak garam di Sekotong. Observasi ini bertujuan untuk
mengkaji dampak sosial dan ekonomi dari perubahan lingkungan di wilayah
pesisir, sekaligus merancang solusi dan saran berbasis komunitas untuk mitigasi
dampaknya. Dalam prosesnya, mahasiswa menemukan bahwa faktor sosial dan
kebijakan pemerintah sangat berperan dalam menentukan keberlanjutan usaha
tambak garam dan perlindungan lingkungan pesisir.
Kesuksesan kegiatan PKL ini tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak, termasuk Program Studi Sosiologi Unram, DKP NTB, serta dosen
pembimbing lapangan. Sinergi antara akademisi dan praktisi lapangan menjadi
kunci utama dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi mahasiswa. Selain
itu, mahasiswa juga mendapatkan wawasan langsung dari para nelayan, pelaku
usaha perikanan, serta penyuluh perikanan yang selama ini menjadi aktor penting
dalam sektor kelautan dan perikanan di NTB. Program ini membuka peluang bagi
mahasiswa untuk mengembangkan proyek sosial yang dapat diterapkan di komunitas
nelayan dan pelaku usaha perikanan.
PKL di DKP NTB bukan sekadar agenda akademik, tetapi
sebuah perjalanan pembelajaran yang mempertemukan ilmu sosial dengan praktik
pengelolaan sumber daya alam. Melalui interaksi dengan masyarakat pesisir,
mahasiswa tidak hanya memahami teori sosial secara lebih mendalam, tetapi juga
menyadari pentingnya kontribusi mereka dalam merancang solusi yang lebih
inklusif dan berkelanjutan bagi sektor kelautan dan perikanan di NTB.
Dengan
bekal pengalaman ini, diharapkan mahasiswa Sosiologi Unram dapat terus
mengembangkan kepekaan sosial, berpikir kritis, dan berkontribusi dalam
kebijakan publik yang lebih berpihak pada masyarakat pesisir dan keberlanjutan
lingkungan. Selain itu, keterlibatan akademisi dalam perencanaan pembangunan
pesisir di NTB diharapkan semakin kuat, menjadikan ilmu Sosiologi sebagai
jembatan antara masyarakat, pemerintah, dan sektor industri dalam menciptakan
kebijakan yang lebih adil dan berkelanjutan.