Jurang Jaler-Lombok Tengah dalam
menghadapi perubahan cuaca yang tidak menentu mulai dirasakan oleh para petani
di Lombok Tengah, dalam hal ini kurangnya air irigasi yang datang dapat menjadikan
lahan sawah padi akan panen kurang sempurna dikarenakan air yang kurang dan
kebanyakan air pula akan membuat tanaman padi menjadi rusak, maka dari itu harus
di pantau penggunaan efisiensi air yang di butuhkan/digunakan. Dewan Sumber
Daya Air Provinsi Nusa Tenggara Barat, Komisi Irigasi Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Mahasiswa MBKM Mandiri yang sedang melakukan kegiatan magang di
Sekretariat Komisi Irigasi provinsi Nusa Tenggara Barat yang berasal dari program Studi Ilmu
Lingkungan Universitas Mataram, Konsultan
Pemberdayaan Masyarakat (BWS NTB), dan Staf
OP Pengamat Pengairan Jurang Batu
di Desa Jurang Jaler melakukan
pemantauan dalam efisiensi penggunaan air irigasi, maka dari hal tersebut
sistem yang pas di gunakan yaitu sistem alternate wetting and drying (AWD)
Pemantauan ini dilakukan pada taggal 25 juni 2024 yang bertepat di Desa Jurang
Jaler, Kepala Sekretariat Komisis Irigasi provinsi Nusa Tenggara Barat Juraedah
Dwi Anggraeni yang mengikuti kegiatan ini menganggap kegiatan ini sanagat
penting dalam upaya efisiensi air. Hasil pengamatan ini dapat menjadi pembelajaran
untuk melakukan pertanian hemat air dan ramah lingkungan.
Komisi Irigasi Provinsi Nusa Tenggara Barat
berperan penting dalam mengelola sumber daya air, terutama dalam meningkatkan
efisiensi penggunaan air untuk pertanian dikarenakan memiliki peran sebagai
wadah untuk koordinasi pengelolaan irigasi. Salah satu bentuk teknologi irigasi
yang efisien adalah sistem Alternate Wetting and Drying (AWD), sistem ini dapat
membantu meningkatkan hasil pertanian dengan menghemat penggunaan air dan tanpa
mengurangi hasil gabah. Dengan demikian, penggunaan AWD dapat direkomendasikan
sebagai metode irigasi yang efektif dan efisien dalam meningkatkan pertumbuhan
padi di Desa Jurang Jaler, Lombok Tengah. Komisi
Irigasi Provinsi Nusa Tenggara Barat berkoordinasi dengan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam mengelola sumber daya air dan meningkatkan efisiensi
penggunaan air, serta memberikan pertimbangan dan masukan atas pemberian izin
alokasi air untuk kegiatan perluasan daerah layanan jaringan irigasi dan
peningkatan jaringan irigas.
Dalam sambutannya, Konsultan Pemberdayaan Masyarakat (BWS NTB), Ir. Djuwito, S.P., M.Si., menekankan pentingnya pemantauan
efisiensi air dengan sistem AWD yaitu dalam halnya (1)menghemat air: menghemat
air dengan cara mengatur air yang dialirkan secara terputus-putus. Hal ini
mengurangi kehilangan air melalui perkolasi dan evaporasi, sehingga air dapat
digunakan lebih efektif. (2)meningkatkan hasil: dapat meningkatkan hasil
padi dengan cara meningkatkan pertumbuhan akar tanaman. Tanah yang tergenang
air sekitar 2-5 cm memungkinkan tanah untuk mengikat oksigen lebih banyak,
sehingga meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.(3)mengurangi kehilangan air:
dapat mengurangi kehilangan air melalui perkolasi dan evaporasi. Hal ini sangat
penting dalam daerah yang memiliki keterbatasan air, seperti Desa Jurang Jaler,
Lombok Tengah. (4)meningkatkan produktivitas air: dapat meningkatkan produktivitas
air dengan cara meningkatkan efisiensi penggunaan air. (5)menghemat biaya:
dapat menghemat biaya dengan cara mengurangi kebutuhan air dan meningkatkan
hasil. Hal ini sangat penting dalam meningkatkan ketersediaan pangan yang
berkelanjutan.
Selama
pemantauan, para peserta diajak untuk langsung terlibat dalam proses pemantauan
dilapangan. Mereka belajar bagaimana cara pemantauan efisiensi air dan pengukuran
kedalaman air, pengukuran anakan padi serta pemantauan bagan warna daun tanaman
padi. Proses pemantauan ini biasanya memakan waktu 30 menit tergantung banyak
sawah yang akan dilakukan pemantauan dengan sistem AWD. Maka dalam hal ini pemantauan
seharusnya perlu dilakukan secara teratur dengan kurun waktu satu bulan 2 kali
atau kalau tidak bisa, 1 bulan sekali.
"Kami sangat terbantu dengan pemantauan ini. Dalam hal ini kekurangan air membuat kami harus mencari bagaimana menangani permasalahan ini dan juga bagi yang kelebihan air juga kurang tau dibawa kemana karena kami langsung buang. Ini adalah solusi yang tepat," ungkap Suhaili, salah satu Staff OP Pengamat Pengairan Jurang Batu (Jurang Jaler). "Dengan melakukan pemantauan secara rutin, kami bisa mengoptimalkan hasil panen serta efisiensi penggunaan air dengan sistem AWD. Serta dalam hal ini dapat mengurangi hilangnya air yang dapat di pindahkan ke lahan membutuhkan.